Rakyat Indonesia sedang galau. Siapakah pemimpin mereka yang baru yang akan membawa pembaharuan kepada negara ini kelak?
Mimi: Sir, tanggal 9 April kita libur khan?
Mamat: Iyalah, khan aku mau pulang kampung.
Jaime: Ngapain kau pulang kampung, Mat?
Mamat: Aku mau milih presidenku.
Jaime: Kampungmu di mana?
Mamat: Di Sawah Luas.
Jaime: Di mana tuh? Aku baru dengar sekali ini nama itu.
Kayla: Sesuai namanya, luas buanget! Jadi tak seorang pun bisa memperkirakan di mana letak pasti kampungmu itu, ya Mat.
Niko melewati kelompok mahasiswa itu.
Niko: Ehem....
Kayla: Eh, sir. Mau ke mana, sir?
Jaime: Ya, ngajarlah. Masak ngelawak.
Kayla: Maksudku ngajar di kelas mana? Kita udah lama gak diajar sir Niko. Kangen juga rasanya.
Mamat: Ya udah, ulang lagi tuh mata kuliah TOEFL, biar bisa ketemu sir Niko. Soalnya gak mungkin sir Niko ngajar 'Teknologi Komunikasi.'
Niko hanya tersenyum saja dan terus melangkah.
Mamat: Sir, sebelum sir masuk kelas. Ijinkan aku mengetahui, siapakah calon presiden pilihan, sir?
Jaime: Eh, itu rahasia lagi. Lagian buat apa kamu tahu. Tetep aja kamu harus ambil TOEFL 2 lagi semester depan, klo ngeliat gelagat jeleknya gak sembuh-sembuh, walau siapapun presiden pilihannya sir Niko.
Niko hanya tersenyum saja dan terus melangkah maju walau terus diikuti ketiga mahasiswa 'galau' itu.
Kayla: Iya khan sir. Walau siapapun presiden nanti, nilai TOEFL harus lebih dari 473 ya, sir supaya tetap dapat B?
Niko: Akhirnya .....
Kayla: Kenapa sir?
Niko: Akhirnya kamu menyadari kekhilafan kamu.
Kayla bingung.
Mamat: Udah gak usah bingung deh. Kalo emang belum lulus, semester depan ambil kuliahnya lagi. Jangan tunggu pak presiden baru menghapus mata kuliah TOEFL dari kampus ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar