Minggu, 30 Maret 2014

Pilih Presiden

Rakyat Indonesia sedang galau. Siapakah pemimpin mereka yang baru yang akan membawa pembaharuan kepada negara ini kelak?

Mimi: Sir, tanggal 9 April kita libur khan?

Mamat: Iyalah, khan aku mau pulang kampung.

Jaime: Ngapain kau pulang kampung, Mat?

Mamat: Aku mau milih presidenku.

Jaime: Kampungmu di mana?

Mamat: Di Sawah Luas.

Jaime: Di mana tuh? Aku baru dengar sekali ini nama itu.

Kayla: Sesuai namanya, luas buanget! Jadi tak seorang pun bisa memperkirakan di mana letak pasti kampungmu itu, ya Mat.

Niko melewati kelompok mahasiswa itu. 
Niko: Ehem....

Kayla: Eh, sir. Mau ke mana, sir?

Jaime: Ya, ngajarlah. Masak ngelawak.

Kayla: Maksudku ngajar di kelas mana? Kita udah lama gak diajar sir Niko. Kangen juga rasanya.

Mamat: Ya udah, ulang lagi tuh mata kuliah TOEFL, biar bisa ketemu sir Niko. Soalnya gak mungkin sir Niko ngajar 'Teknologi Komunikasi.'

Niko hanya tersenyum saja dan terus melangkah.

Mamat: Sir, sebelum sir masuk kelas. Ijinkan aku mengetahui, siapakah calon presiden pilihan, sir?

Jaime: Eh, itu rahasia lagi. Lagian buat apa kamu tahu. Tetep aja kamu harus ambil TOEFL 2 lagi semester depan, klo ngeliat gelagat jeleknya gak sembuh-sembuh, walau siapapun presiden pilihannya sir Niko.

Niko hanya tersenyum saja dan terus melangkah maju walau terus diikuti ketiga mahasiswa 'galau' itu. 

Kayla: Iya khan sir. Walau siapapun presiden nanti, nilai TOEFL harus lebih dari 473 ya, sir supaya tetap dapat B?

Niko: Akhirnya .....

Kayla: Kenapa sir?

Niko: Akhirnya kamu menyadari kekhilafan kamu.

Kayla bingung. 

Mamat: Udah gak usah bingung deh. Kalo emang belum lulus, semester depan ambil kuliahnya lagi. Jangan tunggu pak presiden baru menghapus mata kuliah TOEFL dari kampus ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar